Prosedur Ultrasonic Test

Prosedur Ultrasonic Test adalah serangkaian langkah teknis yang dilakukan untuk mendeteksi cacat internal dalam suatu material menggunakan gelombang ultrasonik tanpa merusak objek uji. Prosedur ini mencakup persiapan peralatan, kalibrasi, pemilihan teknik dan probe yang tepat, pelaksanaan pemindaian, interpretasi sinyal pantulan, serta dokumentasi hasil. Setiap tahapan harus dijalankan sesuai standar yang berlaku untuk menjamin akurasi dan keselamatan dalam pengujian.

Prosedur Ultrasonic Test merupakan metode pemeriksaan non-destruktif yang dirancang untuk mengevaluasi integritas material secara menyeluruh tanpa membongkar atau merusak komponen yang diuji. Dengan memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi, prosedur ini memungkinkan pendeteksian retakan, rongga, dan ketidakhomogenan lainnya yang tersembunyi di dalam struktur. Pelaksanaan yang benar memerlukan kompetensi teknis operator serta kepatuhan terhadap standar internasional seperti ASTM, ISO, dan ASME.


Ultrasonic Test (UT) adalah salah satu metode Non-Destructive Testing (NDT) yang menggunakan gelombang ultrasonik frekuensi tinggi untuk mendeteksi cacat internal pada material tanpa merusak benda uji. Prosedur UT yang tepat sangat penting untuk memastikan hasil pengujian yang akurat, aman, dan sesuai standar.


Fungsi Ultrasonic Test

Fungsi Ultrasonic Test adalah untuk mendeteksi dan mengevaluasi cacat internal dalam material secara akurat tanpa merusak objek yang diuji. Dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik, metode ini mampu mengidentifikasi retakan, porositas, delaminasi, dan ketidakteraturan lain di dalam struktur logam maupun non-logam. Selain itu, UT juga berfungsi dalam pengukuran ketebalan, verifikasi kualitas sambungan las, serta memastikan integritas struktural pada berbagai komponen industri. Fungsi ini menjadikan Ultrasonic Test sangat penting dalam program kontrol kualitas, inspeksi keselamatan, dan perawatan preventif.



Tujuan Ultrasonic Test

Ultrasonic Test (UT) merupakan metode pengujian non-destruktif yang bertujuan utama untuk mendeteksi ketidaksesuaian atau cacat internal dalam suatu material tanpa merusaknya. Penggunaan gelombang ultrasonik memungkinkan pemeriksaan yang mendalam dan presisi tinggi, bahkan pada material yang tebal dan kompleks.


Deteksi Cacat Internal

Salah satu tujuan paling umum dari UT adalah mendeteksi cacat internal seperti retakan, rongga (void), porositas, delaminasi, dan inklusi asing di dalam material. Dengan mengarahkan gelombang ultrasonik ke dalam benda uji, operator dapat mendeteksi pantulan gelombang yang berasal dari batas antara material sehat dan ketidaksesuaian internal. Deteksi ini penting dalam berbagai industri, terutama di sektor konstruksi, manufaktur, perminyakan, dan kelautan.


Evaluasi Integritas Struktur

Selain mendeteksi cacat, UT juga digunakan untuk menilai integritas struktur suatu komponen atau sambungan. Evaluasi ini berguna untuk menentukan apakah suatu bagian masih layak digunakan atau perlu diperbaiki atau diganti. UT sering dipakai dalam inspeksi berkala (periodik) pada tangki, pipa, atau komponen mesin untuk mencegah kegagalan struktural yang dapat menimbulkan kecelakaan atau kerugian besar.


Pengukuran Ketebalan Material

Ultrasonic Test juga dimanfaatkan untuk mengukur ketebalan material secara akurat, terutama pada komponen yang tidak dapat diukur langsung karena hanya dapat diakses dari satu sisi. Aplikasi ini penting dalam pemantauan korosi pada pipa, tangki, dan struktur logam lainnya. Pengukuran dilakukan dengan menghitung waktu tempuh gelombang dari permukaan ke dasar dan kembali lagi, lalu dikonversi ke satuan ketebalan berdasarkan kecepatan gelombang dalam material tersebut.


Verifikasi Hasil Las dan Sambungan

Dalam proses fabrikasi, UT digunakan untuk memverifikasi kualitas sambungan las. Cacat seperti lack of fusion, incomplete penetration, dan slag inclusion dapat dideteksi dengan metode ini. Dengan demikian, UT menjadi alat kontrol kualitas yang sangat penting untuk menjamin kekuatan sambungan sesuai spesifikasi desain dan standar industri.


Persiapan Sebelum Pengujian

Persiapan yang tepat sebelum melakukan Ultrasonic Test (UT) sangat penting untuk menjamin akurasi hasil dan keamanan selama proses pengujian. Tahapan persiapan ini mencakup pemeriksaan peralatan, kondisi permukaan benda uji, dan pemilihan metode yang sesuai.


Pemeriksaan Peralatan

Sebelum digunakan, seluruh peralatan UT harus diperiksa kondisinya. Pemeriksaan meliputi flaw detector (alat utama), probe, kabel penghubung, dan blok kalibrasi. Setiap komponen harus dipastikan dalam keadaan baik dan berfungsi normal. Pemeriksaan ini juga mencakup pengujian daya baterai atau sambungan listrik, serta tampilan sinyal pada layar alat. Jika ditemukan kerusakan atau kejanggalan, peralatan tidak boleh digunakan hingga diperbaiki atau diganti.


Kalibrasi Alat

Kalibrasi adalah proses penyesuaian alat ukur agar memberikan hasil yang akurat. Dalam UT, kalibrasi dilakukan menggunakan blok kalibrasi standar yang sesuai dengan jenis dan ketebalan material yang akan diuji. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa waktu tempuh gelombang dan amplitudo sinyal sesuai dengan jarak dan ukuran cacat yang sebenarnya. Kalibrasi biasanya dilakukan sebelum, selama, dan setelah pengujian, terutama jika pengujian berlangsung dalam waktu lama atau berpindah lokasi.


Persiapan Permukaan Material

Permukaan benda uji harus bersih dan bebas dari kotoran, minyak, cat, karat, atau skala permukaan lainnya. Kontaminasi pada permukaan dapat mengganggu transmisi gelombang ultrasonik dan menyebabkan pembacaan yang salah. Tergantung pada kondisinya, permukaan dapat dibersihkan dengan lap, pelarut, atau bahkan digosok secara mekanis untuk mencapai hasil optimal. Dalam beberapa kasus, permukaan yang terlalu kasar perlu diratakan agar probe dapat menempel dengan baik.


Pemilihan Probe dan Teknik

Setiap jenis material dan bentuk geometri membutuhkan pendekatan berbeda. Oleh karena itu, pemilihan probe (straight beam, angle beam, dual element, dll.) dan teknik UT (pulse-echo, through-transmission, phased array, TOFD, dll.) harus disesuaikan dengan karakteristik benda uji dan tujuan pengujian. Misalnya, untuk mendeteksi cacat di dalam sambungan las, sering digunakan angle beam probe dengan sudut tertentu, sedangkan untuk pengukuran ketebalan biasanya digunakan straight beam probe. Pemilihan ini harus merujuk pada standar pengujian yang berlaku dan mempertimbangkan jenis cacat yang dicari.


Langkah-langkah Prosedur UT

Langkah-langkah dalam prosedur Ultrasonic Test (UT) dirancang untuk memastikan bahwa proses pengujian dilakukan secara sistematis, akurat, dan sesuai standar. Berikut adalah tahapan utama yang harus dilakukan oleh operator UT:


1. Penentuan Area Uji

Sebelum pengujian dilakukan, area yang akan diuji harus ditentukan secara jelas. Ini biasanya berdasarkan gambar teknik, daerah sambungan las, titik-titik rawan keretakan, atau area kritis lainnya. Penandaan dilakukan langsung pada permukaan benda kerja dengan menggunakan spidol atau kapur khusus yang tidak merusak permukaan. Tujuan penentuan area ini adalah untuk memastikan bahwa seluruh bagian penting terliput oleh pengujian.



2. Aplikasi Couplant

Couplant adalah media penghantar gelombang ultrasonik antara probe dan permukaan benda uji. Tanpa couplant, gelombang tidak dapat masuk ke material karena adanya celah udara yang menjadi penghalang. Couplant bisa berupa gel, minyak, atau cairan berbasis air, tergantung pada jenis permukaan dan material. Aplikasi couplant harus merata dan cukup untuk menghindari sinyal pantulan yang salah.


3. Penempatan dan Pengaturan Probe

Probe atau transduser diletakkan dengan hati-hati di atas area uji yang telah diberi couplant. Operator kemudian mengatur posisi, sudut, dan tekanan probe untuk mendapatkan sinyal pantulan (echo) yang optimal. Dalam pengujian dengan angle beam, probe digerakkan dengan sudut tertentu untuk mendeteksi cacat yang tidak sejajar dengan permukaan.


4. Pemindaian Area Uji

Probe digerakkan secara perlahan dan terkontrol sepanjang area uji sesuai dengan pola pemindaian (scan pattern) yang telah ditentukan. Operator mengamati tampilan sinyal di layar flaw detector, mencari indikasi pantulan yang menunjukkan adanya perubahan dalam material seperti retakan, rongga, atau penyisipan.


5. Interpretasi Indikasi

Setiap indikasi atau sinyal pantulan yang muncul harus dianalisis secara cermat. Operator mengevaluasi bentuk, waktu tempuh, dan amplitudo sinyal untuk menentukan apakah indikasi tersebut merupakan cacat atau pantulan dari fitur geometris (seperti sambungan atau perubahan ketebalan). Analisis ini membutuhkan keterampilan teknis dan pemahaman mendalam tentang gelombang ultrasonik.


6. Verifikasi dan Validasi

Jika ditemukan indikasi mencurigakan, operator dapat memverifikasi dengan pengulangan pemindaian atau dengan mengubah sudut probe. Dalam beberapa kasus, probe tambahan atau teknik UT lainnya digunakan untuk memvalidasi hasil. Langkah ini penting untuk menghindari kesalahan interpretasi dan memastikan ketepatan hasil.


7. Dokumentasi Hasil Pengujian

Setelah pengujian selesai, semua data yang relevan dicatat. Ini termasuk lokasi indikasi, kedalaman, ukuran relatif, serta tampilan sinyal pada layar alat. Laporan pengujian harus disusun sesuai format yang diakui dan menyertakan catatan tambahan bila ada kendala dalam pengujian.

Baik, berikut bagian selanjutnya dari artikel:


Standar dan Referensi

Dalam pelaksanaan Ultrasonic Test (UT), keberpihakan terhadap standar yang berlaku sangat penting untuk menjamin kualitas, konsistensi, dan akurasi hasil pengujian. Standar ini mencakup panduan teknis, prosedur operasional, serta kriteria penerimaan dan penolakan hasil pengujian.


Standar Internasional

Beberapa standar internasional yang sering dijadikan acuan dalam Ultrasonic Test antara lain:

  • ASTM E114 / E317 / E2375: Standar dari American Society for Testing and Materials (ASTM) ini mencakup prosedur dasar hingga lanjutan dalam UT, termasuk penggunaan angle beam dan pengujian otomatis.
  • ISO 16810 – ISO 16827: Merupakan rangkaian standar internasional dari International Organization for Standardization (ISO) yang membahas prinsip dasar, terminologi, teknik pengujian, serta persyaratan peralatan untuk UT.
  • ASME Section V (Non-Destructive Examination): Standar dari American Society of Mechanical Engineers (ASME) ini banyak digunakan dalam industri perminyakan, pembangkit listrik, dan petrokimia. Bagian ini mencakup syarat teknis untuk pengujian sambungan las dan komponen tekanan.

Standar Industri Nasional

Di Indonesia, UT juga merujuk pada standar nasional seperti:

  • SNI 7038:2020 – Pengujian nondestruktif dengan metode ultrasonik.
  • SNI ISO 9712 – Sertifikasi kompetensi personel penguji nondestruktif, termasuk UT.

Kepatuhan terhadap standar ini menjadi syarat penting dalam inspeksi proyek-proyek besar, khususnya yang menyangkut keselamatan publik dan kepatuhan terhadap regulasi pemerintah.


Peran Standar dalam Validasi Hasil

Penggunaan standar tidak hanya membantu dalam pengaturan prosedur, tapi juga memberikan dasar objektif dalam mengevaluasi apakah suatu indikasi tergolong cacat yang dapat diterima atau harus diperbaiki. Ini menjadi pedoman penting bagi perusahaan dan regulator dalam membuat keputusan teknis dan operasional.


Kesimpulan

Ultrasonic Test (UT) merupakan metode pengujian non-destruktif yang sangat penting untuk memastikan integritas dan keselamatan struktur tanpa merusak material. Melalui gelombang ultrasonik berfrekuensi tinggi, metode ini mampu mendeteksi cacat internal dengan tingkat presisi tinggi, bahkan pada material yang tebal dan kompleks.

Prosedur UT mencakup berbagai tahapan mulai dari persiapan peralatan dan permukaan, kalibrasi, pemilihan teknik yang sesuai, hingga pelaksanaan dan interpretasi hasil. Setiap langkah harus dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan standar yang berlaku, seperti ASTM, ISO, dan ASME, untuk memastikan hasil pengujian yang dapat diandalkan.

Keberhasilan UT sangat ditentukan oleh keterampilan operator, kualitas peralatan, serta pemahaman terhadap karakteristik material yang diuji. Oleh karena itu, pelatihan dan sertifikasi operator UT menjadi aspek krusial yang tidak bisa diabaikan.

Dengan mengikuti prosedur yang tepat, Ultrasonic Test dapat menjadi alat vital dalam program inspeksi kualitas, pencegahan kegagalan struktur, dan pemeliharaan keselamatan di berbagai industri, mulai dari konstruksi, perminyakan, hingga manufaktur berat.


Prosedur Ultrasonic Test
Scroll to top