Riksa Uji Reach Stacker adalah proses penting untuk memastikan keamanan dan efisiensi operasional dari alat berat ini. Reach stacker adalah peralatan angkat yang sering digunakan di pelabuhan, gudang, dan industri, memiliki peran krusial dalam mengangkat dan memindahkan kontainer berukuran besar dengan efisien. Melalui serangkaian pemeriksaan menyeluruh yang mencakup komponen struktural, sistem hidrolik, dan perangkat pengaman, riksa uji ini bertujuan untuk menjamin bahwa reach stacker beroperasi dengan aman, efisien, dan sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.
Riksa uji reach stacker termasuk dalam riksa uji pesawat angkat dan angkut, yang dirancang untuk memastikan semua alat angkat memenuhi persyaratan keselamatan dan operasional yang ketat. Proses ini mencakup evaluasi menyeluruh terhadap semua fungsi dan komponen reach stacker, yang meliputi pengujian mekanik, hidrolik, dan sistem kontrol. Dengan adanya riksa uji, potensi masalah dapat diidentifikasi lebih awal, sehingga dapat mencegah kecelakaan dan kerugian material.
PJK3 adalah entitas yang berwenang dalam melakukan riksa uji ini. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua aspek keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan industri memenuhi standar yang ditetapkan. PJK3 menyediakan layanan konsultasi, pelatihan, inspeksi, dan pengujian peralatan, termasuk reach stacker, guna memastikan kepatuhan terhadap syarat-syarat K3.
PJK3 Riksa Uji PT. Cipta Mas Jaya berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan operasional melalui pemeriksaan dan pengujian reach stacker. Dalam proses ini, perusahaan menggunakan standar pengujian yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga setiap tahap inspeksi dilakukan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Pengujian meliputi evaluasi kinerja mekanik, pemeriksaan sistem hidrolik dan perangkat pengaman, serta analisis terhadap kondisi fisik reach stacker. Dengan menerapkan prosedur ketat dan teknologi terbaru, PT. Cipta Mas Jaya memastikan bahwa reach stacker berfungsi dengan optimal dan aman.
PT. Cipta Mas Jaya adalah salah satu perusahaan yang masuk ke dalam Daftar PJK3 Kemnaker, dengan fokus utama pada layanan pengujian peralatan kerja yang memenuhi standar keselamatan nasional. Melalui pendekatan yang komprehensif, perusahaan ini tidak hanya menawarkan layanan pengujian, tetapi juga memberikan konsultasi teknis yang mendukung pengelolaan keselamatan kerja secara terpadu, sehingga membantu klien mencapai standar mutu kerja yang tinggi.
A. Definisi dan Prinsip Kerja Reach Stacker
A.1. Definisi Reach Stacker
Reach stacker adalah alat berat yang dirancang khusus untuk mengangkat, memindahkan, dan menumpuk kontainer, terutama di lingkungan pelabuhan, gudang, dan terminal kontainer. Alat ini memiliki kemampuan untuk mengakses kontainer yang terletak di posisi yang sulit dijangkau dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan alat angkat lainnya.
Reach stacker biasanya dilengkapi dengan boom yang dapat diperpanjang dan fork yang dapat disesuaikan, memungkinkan operator untuk mengangkat kontainer dari satu tempat dan memindahkannya ke lokasi lain dengan mudah. Dengan kapasitas angkat yang bervariasi, reach stacker mampu menangani kontainer dari ukuran 20 hingga 40 kaki dan bahkan lebih, tergantung pada spesifikasi alat.
Salah satu keunggulan utama dari reach stacker adalah kemampuannya untuk beroperasi di ruang yang terbatas. Berbeda dengan forklift konvensional, reach stacker dapat melakukan operasi tumpuk yang lebih tinggi dan lebih efisien, berkat desainnya yang memungkinkan alat ini menjangkau kontainer yang diletakkan di tumpukan lebih tinggi. Ini menjadikan reach stacker alat yang sangat diperlukan dalam pengelolaan logistik dan rantai pasokan, di mana waktu dan efisiensi sangat penting.
Secara umum, reach stacker berfungsi sebagai alat penghubung antara angkutan laut dan angkutan darat, sehingga membantu mempercepat proses pemindahan barang dan mengurangi waktu tunggu di pelabuhan. Dalam industri modern, alat ini semakin berkembang dengan penerapan teknologi terbaru, seperti sistem kontrol otomatis dan sensor untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasional.
Dengan berbagai fungsi dan kapabilitasnya, reach stacker menjadi salah satu peralatan utama dalam operasi transportasi kontainer dan pengelolaan bahan di berbagai sektor industri, termasuk logistik, distribusi, dan konstruksi. Keterampilan dan pengalaman operator yang terlatih juga sangat penting untuk memastikan bahwa alat ini digunakan secara efektif dan aman, sehingga dapat meningkatkan produktivitas keseluruhan dalam proses pengangkutan barang.
A.2. Prinsip Kerja Reach Stacker
Reach stacker beroperasi dengan prinsip mekanik dan hidrolik yang memungkinkan alat ini untuk mengangkat, memindahkan, dan menumpuk kontainer dengan efisien. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai prinsip kerja reach stacker:
1. Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik merupakan inti dari operasional reach stacker. Sistem ini menggunakan fluida untuk mentransmisikan tenaga. Ketika operator menggerakkan kontrol, pompa hidrolik memompa cairan ke silinder hidrolik, yang kemudian menggerakkan lengan atau boom reach stacker. Proses ini memungkinkan lengan crane untuk bergerak naik atau turun, serta memperpanjang atau memendek.
2. Pengangkatan Beban
- Mengangkat Kontainer: Untuk mengangkat kontainer, operator menggerakkan kontrol yang terhubung dengan sistem hidrolik. Silinder hidrolik akan menggerakkan lengan reach stacker ke atas, sehingga fork atau penyangga yang berada di ujung lengan dapat menempel pada kontainer.
- Penyimpanan Energi: Saat kontainer diangkat, energi dari sistem hidrolik disimpan dalam bentuk tekanan. Hal ini memungkinkan reach stacker untuk mengangkat beban yang berat dengan efisiensi tinggi.
3. Stabilisasi
Reach stacker dilengkapi dengan stabilizer atau kaki penopang yang secara otomatis akan menyesuaikan posisinya saat alat beroperasi. Fungsi stabilizer adalah untuk menyeimbangkan beban dan mencegah terbalik saat kontainer diangkat atau dipindahkan. Ketika boom diperpanjang untuk mengangkat kontainer, stabilizer berfungsi menambah kestabilan dan mencegah risiko kecelakaan.
4. Pergerakan Kontainer
- Penggerakan Horizontal dan Vertikal: Setelah kontainer terangkat, operator dapat menggerakkan lengan reach stacker secara horizontal untuk memindahkan kontainer ke lokasi yang diinginkan. Gerakan vertikal juga diperlukan untuk menurunkan kontainer ke posisi yang aman.
- Pengaturan Sudut dan Jarak: Operator dapat mengatur sudut dan jarak lengan untuk menempatkan kontainer pada tempat yang tepat. Ini dilakukan dengan kontrol yang sensitif dan responsif, memungkinkan presisi dalam penempatan kontainer.
5. Penurunan Kontainer
Setelah kontainer dipindahkan ke lokasi yang diinginkan, proses penurunan harus dilakukan dengan hati-hati. Operator akan mengendalikan sistem hidrolik untuk menurunkan kontainer secara perlahan. Proses ini penting untuk memastikan bahwa kontainer ditempatkan dengan aman tanpa menyebabkan kerusakan pada kontainer atau area sekitarnya.
6. Penggunaan Teknologi
Dalam perkembangannya, reach stacker modern dilengkapi dengan teknologi canggih, seperti sistem kontrol otomatis, sensor beban, dan indikator visual yang membantu operator dalam mengontrol dan mengawasi operasional alat. Teknologi ini meningkatkan efisiensi dan keselamatan, serta meminimalkan kesalahan manusia.
B. Bahaya dari Reach Stacker yang Tidak Diuji
Reach stacker adalah alat berat yang memainkan peran penting dalam industri logistik, terutama dalam pengangkutan dan penyimpanan kontainer. Namun, penggunaan reach stacker yang tidak diuji secara rutin dapat mengakibatkan sejumlah bahaya serius yang dapat membahayakan keselamatan operator dan pekerja di sekitarnya. Berikut adalah beberapa bahaya utama yang mungkin terjadi jika reach stacker tidak menjalani riksa uji:
1. Kegagalan Mekanis
- Keausan Komponen: Tanpa pemeriksaan rutin, komponen vital seperti silinder hidrolik, kabel, dan sambungan dapat mengalami keausan atau kerusakan. Kegagalan mekanis pada saat pengoperasian dapat menyebabkan keruntuhan alat, yang berpotensi menimbulkan kecelakaan serius.
- Kegagalan Struktural: Struktur reach stacker, termasuk rangka dan lengan, mungkin tidak dapat menahan beban yang diangkat jika tidak diperiksa secara berkala. Keretakan atau deformasi dapat terjadi, menyebabkan alat menjadi tidak stabil dan berisiko terbalik.
2. Risiko Kecelakaan Kerja
- Cedera pada Operator: Kegagalan alat yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan operator terjebak atau terluka saat mengoperasikan reach stacker. Ini dapat mencakup cedera akibat terjatuhnya kontainer atau komponen alat yang patah.
- Bahaya bagi Pekerja di Sekitar: Ketidakstabilan reach stacker dapat membahayakan pekerja lain yang berada di dekat alat saat beroperasi. Kontainer yang jatuh atau alat yang terbalik dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian.
3. Kebocoran Hidrolik
- Kebocoran Cairan: Sistem hidrolik yang tidak diuji secara teratur dapat mengalami kebocoran, mengurangi efisiensi pengoperasian dan meningkatkan risiko kecelakaan. Kebocoran hidrolik juga dapat menimbulkan bahaya lingkungan jika cairan berbahaya mencemari area kerja.
- Gangguan Fungsi: Kebocoran dapat menyebabkan pengurangan tekanan hidrolik yang berdampak pada kemampuan reach stacker untuk mengangkat beban dengan aman.
4. Ketidakstabilan saat Mengangkat
- Kegagalan Stabilizer: Jika stabilizer atau kaki penopang reach stacker tidak berfungsi dengan baik, alat dapat menjadi tidak stabil saat mengangkat kontainer berat. Ketidakstabilan ini meningkatkan risiko terbalik, terutama saat alat beroperasi di permukaan yang tidak rata.
- Perpindahan Beban yang Tidak Aman: Jika alat tidak stabil saat mengangkat, beban dapat bergeser atau jatuh, yang dapat menyebabkan kecelakaan yang parah.
5. Pelanggaran Regulasi Keselamatan
- Sanksi Hukum: Mengoperasikan reach stacker tanpa riksa uji yang sesuai dapat melanggar regulasi keselamatan kerja. Hal ini dapat mengakibatkan sanksi hukum, denda, atau penutupan operasional.
- Kerugian Reputasi: Perusahaan yang tidak mematuhi standar keselamatan dapat kehilangan reputasi di mata klien dan masyarakat, yang berdampak negatif pada bisnis jangka panjang.
6. Risiko Lingkungan
- Pencemaran: Kebocoran cairan hidrolik dan kerusakan pada alat dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air di sekitar lokasi kerja. Ini tidak hanya berbahaya bagi lingkungan, tetapi juga dapat menimbulkan masalah hukum bagi perusahaan.
7. Pengoperasian yang Tidak Efisien
- Penurunan Produktivitas: Reach stacker yang tidak terawat dengan baik dapat mengakibatkan waktu henti yang lebih lama karena kerusakan yang tidak terduga. Hal ini berdampak pada efisiensi operasional dan produktivitas secara keseluruhan.
- Biaya Perbaikan yang Tinggi: Kerusakan yang disebabkan oleh kurangnya pemeriksaan rutin dapat memerlukan biaya perbaikan yang signifikan, serta memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki alat dan mengembalikannya ke dalam operasi.
C. Komponen yang Diperiksa dalam Riksa Uji Reach Stacker
Riksa uji reach stacker melibatkan pemeriksaan menyeluruh terhadap berbagai komponen untuk memastikan bahwa alat berfungsi dengan baik dan memenuhi standar keselamatan yang berlaku. Berikut adalah beberapa komponen kunci yang harus diperiksa dalam riksa uji reach stacker:
1. Sistem Hidrolik
- Kondisi Cairan Hidrolik: Memeriksa level, warna, dan kebersihan cairan hidrolik untuk memastikan tidak ada kontaminasi. Kebersihan cairan hidrolik sangat penting untuk menjaga kinerja sistem.
- Selang dan Sambungan: Memeriksa kondisi selang hidrolik untuk mendeteksi adanya kebocoran, retak, atau keausan. Sambungan juga perlu diperiksa untuk memastikan tidak ada kebocoran.
- Silinder Hidrolik: Menginspeksi silinder untuk memastikan tidak ada kebocoran dan berfungsi dengan baik saat mengangkat beban.
2. Lengan Crane
- Kondisi Fisik: Memeriksa lengan reach stacker untuk memastikan tidak ada keretakan, korosi, atau deformasi yang dapat mempengaruhi integritas struktur.
- Penyetelan Lengan: Memastikan mekanisme pengaturan lengan berfungsi dengan baik dan dapat bergerak dengan lancar.
3. Sistem Kontrol
- Pengujian Fungsi: Menguji semua kontrol untuk memastikan respons yang akurat saat dioperasikan, termasuk kontrol untuk mengangkat, menurunkan, dan memindahkan beban.
- Indikator dan Alarm: Memastikan bahwa semua indikator dan sistem alarm berfungsi dengan baik untuk memberikan peringatan saat ada masalah.
4. Kaki Penopang dan Stabilizer
- Pemeriksaan Kaki Penopang: Memeriksa kondisi kaki penopang untuk memastikan dapat menopang alat dengan baik dan tidak ada keausan atau kerusakan.
- Fungsi Stabilizer: Memastikan stabilizer berfungsi dengan baik untuk menjaga stabilitas reach stacker saat mengangkat beban.
5. Rangka dan Struktur
- Pemeriksaan Struktural: Memeriksa kondisi umum rangka reach stacker, termasuk sambungan, untuk memastikan kekuatan dan integritas alat.
- Pengecekan Sambungan: Menginspeksi semua sambungan untuk memastikan tidak ada kekurangan yang dapat mempengaruhi keselamatan.
6. Perangkat Keamanan
- Sistem Keamanan: Memastikan semua perangkat keamanan, seperti rem dan perangkat pengaman, berfungsi dengan baik untuk melindungi operator dan pekerja di sekitar.
- Pemeriksaan Alarm Keselamatan: Memeriksa sistem alarm yang memberikan peringatan saat reach stacker beroperasi di luar parameter aman.
7. Kondisi Ban
- Pemeriksaan Keausan: Memeriksa kondisi ban untuk memastikan tidak ada keausan berlebihan yang dapat mempengaruhi stabilitas saat beroperasi.
- Tekanan Ban: Memastikan tekanan ban sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan untuk menjaga keselamatan dan efisiensi operasional.
8. Sistem Pengereman
- Fungsi Rem: Menguji sistem rem untuk memastikan berfungsi dengan baik dan dapat menghentikan reach stacker dengan aman.
- Pemeriksaan Komponen Rem: Memeriksa kampas rem dan sistem rem lainnya untuk memastikan tidak ada keausan yang dapat mengurangi efektivitas pengereman.
D. Frekuensi Riksa Uji Reach Stacker
Frekuensi riksa uji reach stacker ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk intensitas penggunaan, lingkungan kerja, dan regulasi yang berlaku. Penentuan frekuensi ini penting untuk menjaga keselamatan dan efisiensi operasional alat berat. Berikut adalah pedoman umum untuk frekuensi riksa uji reach stacker:
1. Setiap 6 Bulan
- Penggunaan Berat: Reach stacker yang digunakan dalam aplikasi berat, seperti di pelabuhan dengan volume kontainer tinggi, harus menjalani riksa uji setiap enam bulan. Hal ini untuk memastikan semua komponen berfungsi dengan baik dan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan keselamatan.
2. Setiap 12 Bulan
- Penggunaan Reguler: Untuk reach stacker yang digunakan secara teratur dalam proyek konstruksi atau di gudang, riksa uji dilakukan setiap tahun. Frekuensi ini cukup untuk memantau kondisi alat dan melakukan perbaikan jika diperlukan.
3. Setiap 2 Tahun
- Penggunaan Ringan: Reach stacker yang digunakan dalam aplikasi yang lebih ringan atau di lingkungan yang tidak terlalu menuntut dapat menjalani riksa uji setiap dua tahun. Namun, perlu diingat bahwa jika ada indikasi kerusakan atau masalah, pemeriksaan harus dilakukan lebih sering.
4. Setiap Kali Terjadi Modifikasi atau Perbaikan
- Perubahan Besar: Setiap kali reach stacker mengalami perbaikan besar atau modifikasi yang dapat mempengaruhi kinerjanya, riksa uji harus dilakukan sebelum alat kembali dioperasikan. Ini termasuk penggantian komponen utama, penambahan perangkat pengaman, atau perubahan pada sistem hidrolik.
5. Pemeriksaan Rutin
- Inspeksi Harian: Selain riksa uji formal, operator harus melakukan pemeriksaan harian sebelum menggunakan reach stacker. Ini termasuk pemeriksaan visual untuk mendeteksi kebocoran, kerusakan, dan kondisi umum alat.
Menetapkan frekuensi riksa uji yang tepat sangat penting untuk:
- Menjamin Keselamatan: Mengidentifikasi dan memperbaiki masalah sebelum menyebabkan kecelakaan atau cedera.
- Memperpanjang Umur Alat: Melakukan perawatan yang tepat dapat memperpanjang umur reach stacker dan mengurangi biaya perbaikan jangka panjang.
- Mematuhi Regulasi: Memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah dan lembaga regulasi lainnya.
E. Peran PJK3 dalam Riksa Uji Reach Stacker
PJK3 (Pusat Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki peran yang sangat penting dalam proses riksa uji reach stacker. Sebagai lembaga yang berwenang, PJK3 bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua aspek keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan industri memenuhi standar yang ditetapkan. Berikut adalah beberapa peran utama PJK3 dalam riksa uji reach stacker:
1. Penyediaan Tenaga Ahli
PJK3 menyediakan tenaga ahli yang terlatih dan bersertifikat untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian reach stacker. Tenaga ahli ini memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengevaluasi kondisi alat dengan cermat, memastikan bahwa setiap komponen berfungsi dengan baik dan memenuhi standar keselamatan.
2. Penerapan Standar Keselamatan
PJK3 memastikan bahwa semua proses riksa uji dilakukan sesuai dengan regulasi dan standar keselamatan yang berlaku. Mereka merumuskan prosedur yang harus diikuti selama proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa reach stacker beroperasi dengan aman dan efisien.
3. Pengujian dan Inspeksi
PJK3 melakukan pengujian dan inspeksi menyeluruh terhadap semua komponen reach stacker. Proses ini mencakup pemeriksaan sistem hidrolik, struktur fisik, dan perangkat keamanan untuk menjamin bahwa alat dapat beroperasi dengan optimal.
4. Analisis Data
Setelah pemeriksaan dilakukan, PJK3 menganalisis data yang diperoleh untuk mengidentifikasi potensi masalah dan memberikan rekomendasi perbaikan. Analisis ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap alat yang diuji tidak hanya memenuhi syarat teknis, tetapi juga aman digunakan.
5. Penyusunan Laporan
PJK3 menyusun laporan hasil riksa uji yang mencakup temuan, rekomendasi tindakan, dan catatan terkait dengan kondisi reach stacker. Laporan ini sangat penting untuk dokumentasi dan sebagai referensi bagi pemilik alat.
6. Pelatihan dan Edukasi
PJK3 juga memberikan pelatihan kepada staf operasional mengenai keselamatan dan prosedur yang harus diikuti. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja dan pemeliharaan alat.
7. Jasa Inspeksi K3
Sebagai bagian dari perannya, PJK3 menyediakan jasa inspeksi K3 yang mencakup evaluasi menyeluruh terhadap semua aspek keselamatan dan kesehatan di tempat penggunaan reach stacker. Jasa ini penting untuk memastikan bahwa setiap alat angkat tidak hanya dalam kondisi baik tetapi juga digunakan dalam lingkungan kerja yang aman.
8. Pemantauan Berkelanjutan
PJK3 melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap kondisi reach stacker dan memberikan saran untuk riksa uji berikutnya. Monitoring ini memastikan bahwa standar keselamatan selalu diperbarui dan relevan dengan kondisi saat ini.
9. Koordinasi dengan Pihak Terkait
PJK3 berkomunikasi dengan pihak terkait, termasuk manajemen dan operator, untuk memastikan bahwa semua aspek keselamatan terpenuhi. Kolaborasi ini sangat penting dalam menciptakan budaya keselamatan yang baik di tempat kerja.
F. Regulasi yang Mengatur Riksa Uji Reach Stacker
Riksa uji reach stacker diatur oleh berbagai regulasi untuk memastikan keselamatan dan efisiensi operasional. Beberapa regulasi utama yang mengatur riksa uji ini meliputi:
- Undang-Undang Ketenagakerjaan: Menetapkan ketentuan mengenai keselamatan kerja dan tanggung jawab perusahaan.
- Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Mengatur prosedur dan standar keselamatan yang harus diikuti.
- Standar Nasional Indonesia (SNI): Mengatur spesifikasi teknis dan prosedur pengujian yang harus diterapkan.
- Regulasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral: Mengeluarkan regulasi terkait penggunaan energi dan pengoperasian alat berat.
- Sistem Manajemen Keselamatan: Mematuhi standar internasional untuk mengidentifikasi dan mengendalikan risiko.
- Regulasi Lingkungan: Mengatur dampak lingkungan dari operasi reach stacker dan pengelolaan limbah.
G. Kesimpulan
Riksa uji reach stacker merupakan proses yang sangat penting dalam memastikan keselamatan, efisiensi, dan keandalan operasional alat berat yang digunakan untuk mengangkat dan memindahkan kontainer berukuran besar. Melalui serangkaian pemeriksaan menyeluruh yang mencakup komponen struktural, sistem hidrolik, dan perangkat pengaman, riksa uji ini bertujuan untuk menjamin bahwa reach stacker berfungsi dengan baik dan sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.
Dengan adanya pihak berwenang seperti PJK3, setiap proses riksa uji dilakukan dengan ketelitian dan profesionalisme, memastikan bahwa semua aspek keselamatan dan kesehatan kerja dipatuhi. PJK3 tidak hanya melakukan pengujian, tetapi juga menyediakan pelatihan dan jasa inspeksi yang penting untuk meningkatkan kesadaran keselamatan di tempat kerja.
Frekuensi riksa uji K3 yang ditetapkan, ditentukan oleh berbagai faktor seperti intensitas penggunaan dan lingkungan kerja, menekankan pentingnya pemeliharaan rutin untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan pada alat. Tanpa riksa uji yang rutin, risiko bahaya seperti kegagalan struktural, kecelakaan kerja, dan pelanggaran regulasi dapat meningkat.
Secara keseluruhan, riksa uji reach stacker adalah bagian integral dari manajemen keselamatan di industri yang menggunakan alat berat. Dengan menjaga standar keselamatan yang tinggi, kita dapat memastikan bahwa operasi pengangkutan kontainer berlangsung dengan aman dan efisien, melindungi pekerja dan lingkungan kerja dari potensi risiko.